Stop Menghapus dan Mengulang! Cobalah Tips Menulis Tanpa Ragu
Sebenarnya apa sih yang menjadi alasan utama mu, ketika tiba-tiba
menghapus tulisan yang sudah kamu ketik baru setengah halaman itu? Bukankah
kamu sudah berusaha lebih untuk membahasakan isi pikiranmu ke dalam setiap
huruf yang dirangkai?
Kalau boleh aku kasih saran, lebih baik menulis saja dulu tanpa
memikirkan nyambung atau tidaknya. Lalu, kalau sudah tuntas barulah mulai
mengedit. Tidak yang sedikit-sedikit menulis, lalu tiba-tiba menghapus, menulis
lagi, dan menghapus lagi. Kebiasaan menulis, menghapus, lalu menulis ulang ini
memanglah hal yang sering dialami banyak penulis, baik pemula maupun
berpengalaman. Meskipun niatnya hanya untuk menyempurnakan tulisan, namun siklus
ini bisa membuat proses menulis terasa melelahkan dan kurang produktif.
Alangkah lebih baiknya coba ikuti tips di bawah ini ya!
1. Biarkan Tulisan Mengalir
Kesempurnaan itu
bukanlah tujuan utama dalam draf pertama. Kamu bisa fokus menuangkan ide, bukan
pada membuat tulisan yang langsung menjadi sempurna.
Tips:
· Anggap draf pertama
sebagai tempat untuk "curhat" ide.
· Jangan pedulikan
kesalahan tata bahasa atau struktur kalimat pada tahap awal.
Contoh:
Pagi
ini aku terbangun dengan suara burung di luar jendela, rasanya seperti dunia
mencoba memberiku pesan bahwa hari ini akan baik-baik saja. Tapi di dalam
kepala, ada kekacauan kecil yang berusaha mengacaukan ketenangan itu. Apa yang
harus aku lakukan lebih dulu? Memasak? Membersihkan kamar? Atau memikirkan lagi
ide cerita yang kemarin tiba-tiba muncul di tengah malam?
Tulisan seperti ini bebas dari tekanan tata bahasa, alur cerita, atau bahkan tujuan yang jelas. Fokusnya adalah membiarkan pikiranmu mengalir apa adanya. Selanjutnya, kamu bisa menyuntingnya sesuai kebutuhan.
2. Gunakan Teknik "Free Writing"
Free writing adalah
metode menulis tanpa henti selama waktu tertentu, tanpa mengedit atau
menghapus.
Manfaat:
- Melatih otak mu untuk tetap fokus pada ide utama.
- Membantu mu mengurangi keinginan untuk terus mengedit
di tengah jalan.
Cara:
Set timer selama 10–15 menit, lalu tulis apa pun yang terlintas dipikiranmu tanpa berhenti.
3. Tetapkan Target Menulis
Kadang-kadang, kebiasaan menghapus berulang kali muncul karena tidak ada batasan jelas kapan harus berhenti. Solusinya, tetapkan target jumlah kata atau halaman sebelum mulai menulis. Kemudian berkomitmen untuk tidak mengedit hingga target tersebut tercapai.
4. Pisahkan Antara Menulis dan Mengedit
Menulis dan mengedit adalah dua proses yang berbeda. Melakukan keduanya secara bersamaan hanya akan memperlambat alur kerjamu. Maka dari itu harus selesaikan draf pertama sepenuhnya sebelum masuk ke tahap revisi. Lalu, beri jeda waktu setelah menulis agar otak lebih segar saat mengedit.
5. Gunakan "Placeholders"
Jika merasa ada bagian
yang sulit atau belum yakin, jangan langsung menghapusnya. Gunakan placeholder
sebagai pengingat untuk kembali ke bagian tersebut, jika kamu sudah terlanjur
melanjutkan bagian yang lain dulu.
Contoh:
"Tulis lebih lanjut
tentang ini nanti" atau "[detail cerita belum selesai]".
6. Kurangi Perfeksionisme
Perfeksionisme sering menjadi penyebab utama siklus menulis-menghapus. Ingatlah bahwa tulisan sempurna itu tidak ada dalam satu kali pengerjaan. Fokuslah pada pesan yang ingin disampaikan, bukan pada detail kecil yang bisa diperbaiki nanti. Kemudian, bacalah tulisanmu dengan sikap "seorang pembaca," bukan "seorang kritikus."
7. Ingat: Tidak Ada Tulisan yang Sia-Sia
Setiap tulisan, meskipun
nantinya dihapus, adalah bagian dari proses kreatif. Tulisan yang tampak buruk
hari ini bisa menjadi ide yang berharga di kemudian hari. Simpanlah
versi draf yang dihapus untuk referensi atau inspirasi di tulisanmu yang
selanjutnya. Jangan lupa beri penghargaan pada diri sendiri atas kemajuan,
bukan hanya hasil akhir.
Setelah ini, cobalah
mengikuti tips di atas ya dan aku akan kasih challenge untuk kamu pembaca setia
blog ini, untuk menuliskan apapun yang ada dipikiranmu dalam satu halaman word
tanpa dihapus.
Selamat mencoba!
Komentar