Buat Kaum Hawa: Daripada Prengat-Prengut Mending Nulis Aja

 


Setiap orang punya cara berbeda dalam menghadapi perasaan—ada yang suka bercerita, ada pula yang memilih diam. Namun, terkadang, diamnya seorang wanita justru disertai dengan ekspresi prengat-prengut alias kesal yang dipendam. Nah, daripada energi habis untuk menahan emosi atau memperumit suasana hati, kenapa nggak mencoba menulis saja?

Menulis sebagai Terapi Emosi

Kalau ada yang belum tau, menulis adalah sarana untuk menumpahkan perasaan tanpa batas. Apa pun yang mengganjal di hatimu bisa dituangkan ke dalam kata-kata, tanpa khawatir dihakimi. Saat kamu menulis, kamu memberikan ruang bagi pikiran untuk bernapas. Banyak penelitian membuktikan bahwa menulis membantu mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati.

Coba ambil kertas atau buka laptop. Tulis apa pun yang kamu rasakan, meski hanya berupa kata-kata pendek atau coretan tanpa struktur. Rasakan bagaimana beban itu perlahan berkurang.

Menyembuhkan Trauma Lewat Tulisan

Trauma sering kali sulit diungkapkan dengan kata-kata secara langsung. Namun, menulis bisa menjadi alat yang ampuh untuk memproses dan menyembuhkan luka batin. Teknik seperti journaling (menulis jurnal harian) atau writing therapy terbukti membantu banyak orang mengatasi pengalaman traumatis.

Saat menulis, kamu tidak hanya menceritakan kembali apa yang terjadi, tetapi juga memetakan emosi, memahami perasaan, dan mungkin menemukan sudut pandang baru yang lebih melegakan. Banyak terapis merekomendasikan menulis untuk memproses pengalaman berat seperti kehilangan, konflik, atau masa lalu yang menyakitkan.

Mengungkapkan Tanpa Harus Berbicara

Tidak semua orang nyaman menceritakan masalah mereka kepada orang lain. Mungkin ada ketakutan akan salah paham atau merasa rentan. Menulis adalah alternatif untuk tetap menyalurkan emosi tanpa perlu berbicara langsung. Tulisan bisa menjadi “pendengar setia” yang tak pernah menghakimi.

Mengubah Keluh Kesah Jadi Inspirasi

Percaya atau tidak, kisah-kisah yang kita alami, termasuk kesedihan dan kegelisahan, bisa menjadi bahan tulisan yang luar biasa. Banyak penulis besar menghasilkan karya yang lahir dari pengalaman pribadi mereka. Mungkin saja, tulisan yang kamu buat hari ini kelak menginspirasi orang lain yang memiliki masalah serupa.

Membantu Memahami Diri Sendiri

Saat kamu menuliskan apa yang dirasakan, itu bukan hanya sekadar curahan hati, tetapi juga proses untuk memahami apa yang sebenarnya kamu alami. Menulis membuatmu lebih jujur pada diri sendiri dan membantu menemukan solusi dari masalah.

Jadi Karya yang Bermakna

Siapa tahu, kebiasaan menulis ini bisa menjadi awal untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar—cerita pendek, puisi, atau bahkan novel. Buktinya akupun begitu. Bukankah lebih baik jika energi yang biasanya habis untuk prengat-prengut bisa berubah menjadi karya yang indah?

Mulai Menulis Sekarang

Jadi, jika kamu merasa enggan bercerita tapi emosi terus memuncak, cobalah ambil pena atau buka aplikasi menulis di ponselmu. Awalnya mungkin terasa aneh, tapi lambat laun, kamu akan terbiasa. Yang penting, biarkan kata-kata mengalir tanpa beban.

Dengan menulis, kamu tidak hanya meredakan emosi tetapi juga memberi ruang bagi dirimu untuk menyembuhkan, memahami, dan bahkan menciptakan sesuatu yang bermakna. Daripada prengat-prengut tanpa arah, jadikan tulisan sebagai sahabat terbaikmu. Setuju? 😊

Komentar

Anonim mengatakan…
Ma sya Allah.
Bisa nih bu silmi gabung jadi penulis di Kabeldakwah.com .

www.kabeldakwah.com

Postingan Populer