Inner Child
- INNER CHILD -
(Jejak Si Pendiam)
Mungkin memang benar kalau seseorang itu tumbuh bersama luka yang dibawanya di masa kecil (inner cild). Berbagai pengalaman buruk di masa kecil sering kali menjadi bayang-bayang menakutkan dalam diri seseorang. Misalnya seseorang yang masa kecilnya sering sekali dibanding-bandingkan dengan anak tetangga lah atau itu lah, maka anak tersebut menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Anak tersebut adalah diriku. Iya diriku, tak kan ku sebutkan namaku.
Ketika kecil aku sering dibandingkan dengan anak tetanggaku yang dianggap lebih rajin, lebih cakep hmm. Sedangkan aku kurus dan kulitku hitam. Aku juga sering dibandingkan dengan kakak keponakanku yang selalu juara kelas, sedangkan aku tidak pernah juara kelas. Ketrampilanku bukan di akademis tapi di bidang desain dan kepenulisan. Orang tuaku menginginkan aku pandai dalam hal akademis seperti kakak keponakanku.
What should i do?
Kondisi tersebut membuatku merasa serba ragu ketika hendak mencoba hal-hal baru yang kurang sesuai dengan keinginan orang tuaku. Aku menjadi overthinking dan takut disalahkan lagi (aarrghh). Namun, aku juga tidak bisa terus-terusan berada dalam kondisi ini. Aku pun memberanikan diri mencoba hal-hal baru. Selama itu positif kenapa nggak dicoba. Siapa tau aku bisa sukses di bidang itu. Walaupun kadang banyak gagalnya sih dan aku memendam sendiri kegagalan itu. Aku tidak mau bercerita kepada orang tuaku, nanti yang ada malah dijudge/disalahkan.
Seiring berjalannya waktu aku pun tersadar kalau aku tidak bisa selamanya membawa luka masa kecil ini. Aku berusaha untuk memaafkan segala hal yang pernah melukaiku walaupun itu tak mudah. Aku berusaha berdamai dengan keadaan dan ku harap nanti aku bisa belajar dari semua yang pernah ku alami. Semoga nanti aku bisa menjadi orang tua yang mau mendengarkan keinginan anakku dan bisa bertukar pikiran dalam banyak hal. Aku juga mengikuti kulwap parenting untuk mengetahui cara menjadi orang tua yang baik. Dan kini aku tidak ingin menyalahkan semua pola asuh dari orang tuaku. Aku berterima kasih karena akhirnya mengetahui dampak dari macam-macam pola asuh. Terima kasih ayah dan ibu. Sebenarnya aku sayang sama ayah dan ibu. Semoga aku bisa membahagiakan ayah dan ibu. Aamiin