Belajar Menulis vs Belajar Menjadi Penulis: Apa Bedanya?
Kalau
ditanya bedanya, pasti ada hal yang mengharuskan kedua pernyataan tersebut
berbeda. Menulis adalah kemampuan mendasar yang banyak orang kuasai, namun
menjadi penulis adalah perjalanan yang membutuhkan lebih dari sekadar bisa
menulis. Meski keduanya terikat erat, belajar menulis dan belajar
menjadi penulis adalah dua hal yang memiliki pendekatan, tujuan, dan
tantangan yang berbeda. Kalau kamu penasaran, berikut penjelasannya:
1. Belajar Menulis: Fokus pada Teknik dan Kemampuan
Belajar
menulis merupakan proses mengasah keterampilan dasar, yang mana
melibatkan pemahaman tata bahasa, ejaan, struktur kalimat, dan teknik menulis
yang efektif. Tujuannya adalah untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan
seseorang menyampaikan ide secara jelas dan terstruktur.
Beberapa aspek utama dalam menulis yang bisa kamu pelajari antara lain; teknik dasar (memahami tata bahasa, tanda baca, dan logika penulisan), eksperimen gaya (menemukan gaya menulis sesuai dengan genre-nya), latihan berulang (menulis rutin untuk melatih kejelasan alur dan daya tarik tulisan), konteks spesifik (belajar menulis artikel, laporan, esai, cerpen, atau karya lainnya).
Hasil dari belajar menulis bisa menghasilkan tulisan yang efektif dan komunikatif serta bisa mengukur kompetensi mu dalam berbagai jenis tulisan.
2. Belajar Menjadi Penulis: Lebih dari Sekadar Menulis
Belajar
menjadi penulis merupakan proses transisi dari sekadar menulis menjadi seseorang
yang menjadikan menulis sebagai identitas atau profesi. Ini lebih mencakup
aspek teknis, emosional, dan profesional.
Aspek utama belajar menjadi penulis:
- Membangun identitas kreatif: Kamu bisa memahami diri sendiri sebagai penulis, menemukan suara unik, dan menentukan niche.
- Manajemen waktu dan disiplin: Menulis bukan hanya dijadikan sekadar hobi, melainkan sudah menjadi rutinitasmu yang terjadwal.
- Memahami pasar dan pembaca: Kamu
harus mengetahui apa yang dibutuhkan pembaca atau industri, baik dalam
bidang fiksi maupun nonfiksi.
- Ketahanan mental: mampu mengatasi kritik, penolakan, dan tantangan lain yang sering dihadapi penulis.
- Penerbitan dan pemasaran: Belajar cara mengirim naskah, bernegosiasi dengan penerbit, atau bahkan memasarkan karya mu secara independen.
Hasil dari belajar menjadi penulis:
- Mengembangkan karier atau
pengaruh melalui karya tulis.
- Menemukan dan mempertahankan
pembaca setia.
- Membentuk gaya hidup yang terpusat pada menulis.
3.
Perbedaan Utama
Aspek |
Belajar Menulis |
Belajar Menjadi Penulis |
Fokus |
Teknik menulis yang benar |
Membentuk identitas sebagai
penulis |
Tujuan |
Menghasilkan tulisan efektif |
Membangun karier atau pengaruh
melalui tulisan |
Pendekatan |
Berlatih keterampilan |
Berlatih keterampilan, membangun jaringan, dan menghadapi tantangan industri |
Hasil Akhir |
Tulisan
yang komunikatif |
Karya yang dikenal atau dihargai
oleh pembaca |
4. Hubungan Keduanya
Sekarang kamu sudah paham bukan, kalau belajar menulis adalah pondasi dari proses menjadi seorang penulis. Seseorang tidak bisa menjadi penulis yang baik tanpa menguasai keterampilan dasar menulis. Namun, untuk benar-benar berkembang sebagai penulis, kamu perlu melangkah lebih jauh dari sekadar mempelajari teknik.
Jika belajar menulis adalah tentang bagaimana menulis, maka belajar menjadi penulis adalah tentang mengapa dan untuk siapa menulis. Keduanya sama penting, tetapi untuk mencapai potensi penuh, seorang calon penulis harus berani melangkah dari hanya belajar menulis menjadi belajar menjadi penulis.
Kamu gimana? Sudah siapkah menentukan langkah selanjutnya?
Komentar